Social Icons

Kamis, 11 Oktober 2012

Perlakuan Dan Kelakuan Bang Deff Pada Fahad


APARTEMEN
Rumah susun dan apartemen sama artinya, tapi seringkali sumah susun [rusun] punya konotasi rusun BTN atau Perumnas yang di sewa-belikan pada golongan sosial-ekonomi lemah.Sedangkan apartemen punya konotasi,bagus,mewah dan mahal dan dibangun oleh perusahaan real estate.
Banyak apartemen mahal yang tidak laku atau sedikit sekali tingkat huniannya. Ada juga apartemen yang sedang-sedang saja harganya dan lumayan tinggi tingkat huniannya.Aku tinggal di apartemen seperti yang disebut terakhir ini.Oleh karena itu tetanggaku bermacam-macam. Ada pengusaha kaya, ada pengusaha menengah,ada pegawai pemerintah, ada swasta dan ada aparat berseragam.
Di sebelah apartemenku tinggal seorang anggota aparat berseragam. Aku tahu dari seragam yang dipakainya, tapi aku tak tahu dia dari angkatan mana. Entah angkatan darat, laut, udara, atau polisi. Sebab, aku tidak berminat mempelajari dunia militer atau dunia polisi, apalagi mempelajari seragamnya. Meski demikian aku sudah kenal tetanggaku yang anggota militer itu.Aku sempat berkenalan dan dia menyebut namanya Devan.Entah nama apa itu.Mungkin Arab,dari kata diwan atau dewan yang artinya majelis, dewan, atau council ? Suatu kali ada tamu ke apartemen tetanggaku dan waktu mereka lewat depan apartemenku aku dengar mereka menyebut-nyebut nama Bang Dev atau Bang Deff.Jadi,rupanya tetangga -ku itu biasa dipanggil Bang Deff oleh kaum kerabatnya.
Seperti banyak penyewa atau pemilik apartemen,Bang Deff bukan lah penghuni tetap apartemennya. Artinya,Bang Deff hanya sekali-sekali saja menginap di apartemennya, mungkin seminggu dua kali. Sisanya, dia tinggal di rumah lain. Untuk menunggu dan mengurus apartemen itu, Bang Deff menyuruh seorang remaja untuk tinggal di situ. Remaja itu bernama Fahad [Malik Fahad].Karena tugasnya, Fahad jarang keluar apartemen, praktis dia selalu ada di apartemen Bang Deff atau di sekitarnya [tak jauh-jauh].Karena apartemenku bersebelahan dengan apartemen Bang Deff maka, akulah teman Fahad satu-satunya.Biasanya kami ngobrol di selasar belakang apartemen yang merupakan "jalan umum" untuk masuk ke masing-masing apartemen itu.
Fahad adalah pemuda tampan. Menurut cerita Fahad,dia pernah duduk di kelas 1 SMU/SMA,tetapi karena hambatan biaya,Fahad memutuskan untuk keluar dari sekolah - DO - Drop Out. Kebetulan paman Fahad kenal dengan Bang Deff dan jadilah Fahad bekerja pada Bang Deff. Setelah bekerja dengan Bang Deff, maka Fahad sudah mulai sekolah lagi [dibiayai Bang Deff] dan ketika cerita ini terjadi, Fahad duduk di kelas 2.
Selama beberapa bulan aku kenal Fahad, tidak ada yang aneh,semua berjalan biasa-biasa saja. Aku mengira hubungan Bang Deff dan Fahad biasa-biasa saja, Tapi pada bulan ke tujuh aku kenal Fahad, dia mulai curhat kepadaku dan ada beberapa hal yang ganjil [aneh] dalam hubungan Bang Deff dan Fahad. Berikut ini adalah ringkasan cerita Fahad kepadaku.
CERITA FAHAD
1. Anak petani penggarap.
Ketika aku mendengar bahwa ayah tidak mampu lagi membiayai aku sekolah, sebetulnya aku sangat kecewa.Tapi tak ada yang bisa aku buat selain menerima saja nasibku. Ayah hanyalah buruh tani yang tidak punya tanah atau sawah, jadi kehidupan keluarga kami sangat tergantung pada belas-kasihan tetangga atau orang-orang kampung yang punya tanah dan yang mau memanfaatkan tenaga kami untuk mengolah tanahnya.Ketika paman menawarkan aku kerja pada Bang Deff, aku harus berpikir keras.Karena aku juga memikirkan nasib ayah,ibu dan adikku. Bagaimanapun juga, jika aku tinggal di kampung aku bisa bantu-bantu ayah dan ibu menambah penghasilan keluarga.Kalau aku ke kota, bagaimana keluargaku bisa hidup ?
Akhirnya aku dapat jalan keluar, Bang Deff akan menggaji aku Rp 1 juta sebulan dan separuhnya akan aku kirim ke rumah.Uang Rp 500.000,- itu tak ada artinya di kota, tetapi di desa, uang sebanyak itu masih punya arti.Apalagi adikku juga sudah kerja di pabrik. Maka dengan gotong-royong seperti itu aku berharap keluargaku di kampung dapat hidup.Meskipun dengan sangat sederhana.Uang sebesar Rp 1 juta itu hanya gaji,Bang Deff masih memberi uang makan dan juga uang sekolah, uang buku,dan uang transport. Karena itu aku bersyukur dapat bekerja pada Bang Deff meskipun semuanya tak berjalan "seindah yang terlihat di permukaan".
Bekerja dengan Bang Deff memang harus tahan banting.Sebab,Bang Deff orang-nya keras.Meskipun demikian aku tahu Bang Deff orang yang baik hati, bahkan mungkin berhati lembut.Karena aku sudah biasa hidup susah di kampung, maka sifat dan sikap keras Bang Deff aku telan saja.Aku sudah bersyukur bisa makan, bisa sekolah, dan bisa bantu orang tua.
2. Kerasnya Bang Deff
Aku tak pernah cerita pada orang tentang sikap Bang Deff kepadaku. Tetapi lalu aku berpikir bahwa aku harus mengatakan pada seseorang tentang apa yang aku alami dan aku rasakan selama aku tinggal dengan Bang Deff. Kata orang, kalau ada masalah yang dihadapi seseorang,maka masalah itu harus disampai-kan pada orang lain yang dipercaya - untuk meringankan beban.! Akhirnya aku memutuskan untuk cerita pada Bang Yulio[Julio?],tetangga sebelah.Satu-satunya orang yang aku kenal dekat selama aku tinggal di kota dan yang bisa mengerti keadaanku dan yang bisa aku percaya.
Bang Deff adalah seorang perwira militer. Sejak hari pertama aku tiba di rumah- nya,Bang Deff sudah bersikap keras padaku. Bahkan aku harus bersikap militer dan menjawab perintah Bang Deff dengan kata-kata:"Siap!" dengan keras dan tegas.Untuk itu Bang Deff melatih aku selama beberapa hari.Selama dilatih itu aku bukan hanya "diajar" tapi juga "dihajar".Setiap mengajari atau melatih aku Bang Deff, "tidak pernah lupa" membawa "alat disiplin" atau "alat koreksi" berupa pecut rotan atau cambuk kuda [bull whip - cambuk sapi?] atau kadang-kadang ikat pinggang militernya sengaja dilepas untuk alat menghajar tubuhku. Sekali-sekali beliau juga menggunakan koppelriem untuk menghajar aku!Beliau bahkan pernah berkata kepadaku dengan enteng:
"Sebetulnya aku suka mendisiplinkan kau pakai bull whip.Supaya kau tak sering keliru dan tidak mudah lupa.Tapi suaranya terlalu keras"
Memang jika bull whip itu dihajarkan ke tubuhku suaranya keras seperti letusan pistol: CETTARR!!.Pasti terdengar oleh tetangga dan mereka akan curiga Bukan itu saja, luka-lecutan yang diakibatkan di kulitku juga dalam dan parah. Apalagi kalau Bang Deff mengayunkan cambuk selalu dengan sekeras-kerasnya dan sekuat otot-otot tubuhnya yang terlatih karate dan latihan beban intens! Bahkan suatu kali aku pernah dihajar dengan bull whip sampai luka lecutan di punggung-ku harus dijahit! Aku dibawa ke klinik militer untuk dijahit.Ternyata di klinik militer sialan itu lukaku dijahit tanpa diberi suntikan pemati rasa dulu!Ah!Sakitnya bukan main.Melihat aku meringis-ringis kesakitan Bang Deff langsung saja melepas ikat pinggangya dan mengancam :
"Kau berani bersuara,aku hajar kau!,petugas kesehatan kesehatan yang sedang menjahit lukaku tertawa-tawa melihat ulah Bang Deff. Mungkin dia mengira Bang Deff bergurau.Padahal, aku tahu, beliau benar-benar mengacam. Sebelum luka ku dijahit, petugas keseatan itu sempat bertanya pada Bang Deff :
"Kenapa ini,Mayor",dengan enteng dan tanpa ragu dan tanpa malu Bang Deff menjawab :
"Dia baru aku hajar dengan cambuk kulit! Supaya disiplin!", petugas kesehatan militer itu menganggap hal itu "lucu" dan menanggapinya sambil tertawa-tawa, katamya :
"Wah seperti Taruna Akmil saja.Dihajar pakai cambuk sampai lecet berdarah"
Di hari-hari pertama itu aku tinggal dengan Bang Deff aku hanya boleh mengena -kan celana dalam. Tetapi Bang Deff mengatakan bahwa celana dalam yang aku bawa dari kampung "tidak kelaki-lakian" disainnya. Aku lalu diajak ke mall untuk dibelikan celana dalam yang kata beliau lebih kelaki-lakian dan ternyata sangat minim dan ketat. Kata Bang Deff kepadaku
"Kau pakai kancut itu.Supaya biji kau tidak kondor!",lalu Bang Deff merampas semua celana dalamku yang kubawa dari kampuing dan membuangnya di tempat sampah.Sejak itu aku hanya boleh mengenakan kancut,jika sedang di rumah dan beliau pun selalu hanya berkancut jika di rumah. Tapi di dekat pintu keluar, aku harus menyiapkan celana boxer dan T-shirt untuk aku pakai jika tiba-tiba aku harus ke luar atau jika tiba-tiba ada tamu.
Jika Bang Deff sedang berada di apartemen, apa saja kekeliruanku besar atau kecil,sengaja atau tidak,selalu "dibetulkan" dengan lecutan cemeti yang diayun-kan dengan keras : JEPRET!, bisa sekali atau beberapa kali.Tergantung selera Bang Deff. Atau bisa juga aku dihadiahi tamparan keras di pipiku:PLAKK! Mula-mula aku agak stres juga dengan perlakuan kejam itu.Tapi lama-kelamaan aku mulai terbiasa!
Untunglah Bang Deff hanya datang dua kali seminggu di apartemennya, di hari lainnya beliau tinggal di rumahnya ! Aku juga diberitahu bahwa kalau aku tidak tahan dengan perlakuan beliau aku boleh kabur.Tapi kemanapun juga aku pergi akan beliau cari dan jika ditemukan aku akan diberi hukuman berat. Kata Bang Deff :
"Paling tidak paha kau aku tempeli besi panas membara ! Supaya kau tahu aku tega berbuat apa saja pada orang yang kabur dan lelaki yang cengeng!"
Aku juga diharuskan latihan fisik intens. Sejak aku datang, aku diharuskan push up, sit up 1000 kali sehari,pagi 250X, siang 250X,sore 250X,malam, 250X.Semua gerakan push dan sit up yang aku lakukan harus betul. Jika keliru maka lecutan cemeti akan mendarat di tubuhku. Setiap hari aku juga wajib jogging 5 km dan latihan beban satu jam sehari.Di apartemen Bang Deff tidak ada tempat tidur.Baik Bang Deff, apalagi aku,harus tidur di lantai tanpa alas telanjang-bulat.Kata Bang Deff :
"Ini tidur cara militer.Kau harus biasakan tidur cara militer", setiap kali aku akan tidur, semua bagian tubuhku diperiksa Bang Deff. Entah apa maksudnya. Tapi yang pasti tubuhku harus bersih,tidak boieh ada timbunan lemak,dan jembutku harus dirapikan,demikian juga bulu ketekku.
Karena aku harus tidur telanjang bulat, maka kalau malamnya aku mimpi basah, mau tak mau pejuhku akan berceceran di lantai.Suatu pagi,Bang Deff mendapati paha dan kontolku serta lantai di tempat aku tidur penuh ceceran pejuh. Sebab, malam itu aku mimpi basah ! Kamar itu juga semerbak bau pejuh. Kontan Bang Deff menghukum aku dengan tiga ratus push up diselingi lecutan-lecutan keras di sekujur tubuhku. Sejak kejadian itu, setiap Bang Deff menginap di apartemen, sebelum tidur aku harus onani di hadapan Bang Deff, sampai pejuhku keluar : CROOOOOT!CROOOOT!CROOOOT!Agar pejuhku yang keluar tak mengotori lantai, maka aku harus menampungnya di sebuah botol bekas Nescafe.Aku laku-kan semua itu sesuai perintah Bang Deff :
"Daripada kau mengotori kamar dengan air mani. Kau onani saja seminggu dua kali di depanku!"
Suatu hari waktu aku sedang libur sekolah,aku diajak ke rumah Bang Deff.Agak- nya disana sudah siap dua orang anak buah Bang Deff.Langsung aku disuruh telanjang-bulat.Kemudian kedua anggota militer itu memeriksa kontol dan kulup-ku. Padahal aku sudah sunat waktu aku masih usia balita di kampung.Rupanya, kedua orang itu adalah anggota kesehatan militer dari kesatuan Bang Deff.Salah seorang di antara mereka mengatakan kepada Bang Deff :
"Masih ada yang bisa dipotong Mayor", lalu tanpa ampun aku disuruh berbaring terlentang.Kedua pergelangan tangan dan kakiku diborgol dan dirantai ke kaki-kaki tempat tidur,sehingga aku tak bisa bergerak sama-sekali. Kemudian salah-seorang anggota militer berkata kepadaku :
"Sunat lagi ya dik.Ada yang kurang.Supaya sehat dan sunatnya sempurna", lalu aku disuruh mengatur nafas dengan teratur.Segera setelah itu aku merasakan cairan dingin dan panas dioleskan di kontol,biji peler,jembut,paha dan di sekitar lobang pantatku.Mungkin untuk membersihkan [aseptik-antiseptik ?].Aku dengar Bang Deff berkata :
"Jembutnya nggak dicukur dulu", jawab salah seorang anggota kesehatan militer itu :
"Tidak perlu Mayor.Cukup dibersihkan dengan alkohol dan betadine saja"
Sementara aku sedang mendengarkan pembicaraan itu,tiba-tiba aku merasakan sengatan yang terasa nyeri luar biasa di sisa-sisa kulupku.Rupanya sisa kulupku dipotong begitu saja tanpa anestesi[tanpa diberi suntikan bius dulu]oleh anggota kesehatan militer itu ! Agh!Sakitnya bukan main! Tapi aku tidak berani bersuara Sebab, setelah aku dipentang terlentang dalam keadaan telanjang bulat, Bang Deff sempat menunjukkan sebatang besi yang pada pangkalnya ada pegangan kayunya dan beliau mengatakan dengan sungguh-sungguh:
"Kalau kau berani bersuara karena kesakitan,besi ini aku bakar sampai panas membara buat men-jos paha kau!",
Selesai disunat ulang,aku tak diizinkan berpakaian selama seminggu dan selama itu aku harus tinggal di rumah Bang Deff,telanjang-bulat! Pada waktu aku datang ke rumah Bang Deff memang aku tidak disuruh membawa baju ganti dan pakaian yang aku pakai sebelum disunat ulang disimpan Bang Deff dalam lemarinya dan kuncinya dibawa!Bang Deff tinggal sendirian di rumah,sebab beliau masih lajang [belum menikah], karena itu beliau bisa melecehkan aku [dengan memaksa aku telanjang bulat sepanjang hari] tanpa ada yang tahu. Kata beliau :
"Kau telanjang saja selama seminggu.Supaya luka sunat kau lekas sembuh".
Meski aku baru disunat ulang dan harus telanjang bulat sepanjang hari,tapi aku diharuskan melakukan berbagai pekerjaan seperti : menyapu,mengepel,masak, membersihkan jendela,memotong rumput di halaman belakang.Semuanya harus aku lakukan dalam keadaan bertelanjang bulat!Sorenya,waktu Bang Deff pulang kantor dari markas militer, beliau memeriksa pekerjaanku.J ika ada pekerjaanku yang dianggap tidak sempurna,maka aku kontan dihajar dengan cemeti! Bahkan pernah,meskipun luka sunatku masih dalam proses penyembuhan, tega-teganya Bang Deff menyetrum kontolku dengan aliran listrik! Alasannya, nasi yang aku masak terlalu lunak - padahal aku masak dengan rice cooker!
EPILOGUE
Demikianlah sebagian cerita Fahad tentang perlakuan dan kelakuan Bang Deff! Sebetulnya masih banyak cerita Fahad tentang perlakuan Bang Deff yang lebih sadis lagi terhadap dirinya! Tapi aku rasa sebaiknya tidak aku ceritakan disini. Tidak baik, dan tidak baik membuka aib orang, bukan ?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...