Social Icons

Kamis, 11 Oktober 2012

Penyanyi Lelaki Yang Jadi Pemuas Nafsu Berahi Enriko Di Hotel


ENRIKO
Enriko bekerja di suatu perusahaan otomotif di negaranya.Perusahaan itu adalah perusahaan multi nasional yang besar. Nama Enriko mungkin diambil dari nama Italia atau Spanyol yang biasa ditulis "Enrico" atau "Enrique" yang kira-kira sama atau padanan dari nama Hendrik atau Hendricus.
Karier Enriko cukup baik di perusahaan sialan itu. Tidak heran jika dalam waktu relatif singkat, Enriko sudah menduduki posisi penting di suatu unit yang pegawai -nya semuanya laki-laki.Enriko pernah keceplosan ngomong[terlepas bicara] dan mengatakan kepadaku bahwa suasana kerja di kantornya amat "menyenangkan". Kata Enriko pada suatu hari :
"Gw betah kerja disitu.Karyawannya cowok semua.Tampangnya OK semua",tentu saja Enriko tak sadar bahwa dengan kata-katanya itu,dia telah membuka rahasia pibadinya,yaitu bahwa dia suka sejenis.Enriko juga mengatakan bahwa dia sering mengajak anak buahnya berenang dan fitness bareng. Kata Enriko padaku suatu kali :
"Untuk kebersamaan", aku yakin bahwa Enriko mengajak berenang dan fitness hanya sekedar agar dia bisa melihat tubuh-tubuh anak buahnya dalam keadaan telanjang-dada hanya berkancut, Mungkin dia juga berharap, syukur-syukur dia bisa mandi bareng setelah berenang atau setelah fitness. Sehingga dia punya kesempatan untuk melihat kontol, biji peler,jembut dan bulu ketek, anak buahnya yang semuanya laki-laki itu !
Dugaanku bahwa Enriko adalah seorang cowok gay [homosex] terbukti setelah dia menceritakan apa yang dialaminya secara blak-blakan seperti berikut ini.
CERITA ENRIKO
1. Yudistira
Sesuai dengan latar belakang pendidikanku tehnik mesin, aku bekerja di suatu perusahaan otomotif multi-nasional.Tiap enam bulan sekali perusahaan kami mengadakan acara wisata ke luar kota untuk para karyawan/ karyawati beserta keluarga. Maksud dari acara tersebut adalah untuk mengeratkan tali silaturahmi antar karyawan dan antara karyawan dengan manajemen[pimpinan perusahaan]. Acara berwisata tersebut biasanya dilakukan di luar kota dan seluruh rombongan menginap di hotel.Acara juga diseling hiburan.Ada lawak, ada band, ada sulap, dan entah apa lagi.
Suatu kali aku ikut acara wisata seperti itu keluar kota dan acara selingannya ada lah grup musik yang terdiri dari tiga orang.Satu orang pegang keyboard dan dua orang penyanyi. Penyanyinya satu laki-laki dan satu perempuan. Penyanyi yang laki-laki jadi perhatianku - karena dia tampan.Ternyata penyanyi cowok ini ber-nama Yudistira - dipanggil sehari-hari Mas Yudis. Meskipun Mas Yudis tampan, tapi dia tak pernah senyum.Wajahnya terkesan muram.Tapi penampilannya yang seperti itu justru amat menggemaskan. Oleh karena itu, aku merasa perlu untuk melakukan pendekatan [PDKT].
Malam itu Mas Yudis bersama grupnya menyanyi sekitar sepuluh lagu. Setelah itu Mas Yudis istirahat - acara dilanjutkan dengan acara lain.Pada saat istirahat itu lah aku menyelinap ke belakang panggung. Mas Yudis sedang duduk-duduk bersama panitia penyelenggara acara itu [dari perusahaan]. Aku ikut nimbrung dan mencari kesempatan berkenalan dengan Mas Yudis dan penyanyi cewek dari grup itu.
Aku memuji kepiawaian Mas Yudis dan penyanyi cewek itu menyanyi dan suara mereka yang merdu - tentu saja itu basa-basiku saja. Aku juga minta difoto ber-sama Mas Yudis dan penyanyi cewek itu - dalam beberapa pose.Aku melakukan semua itu dengan hati-hati,agar tidak ada kesan aku menyukai sejenis. Untung-lah ada penyanyi cewek itu - sehingga aku tidak dicurigai menyukai Mas Yudis yang memang tampan itu ! Agh!
Waktu anggota panitia satu per satu mulai meninggalkan tempat, karena mereka ada urusan lain - aku tetap tinggal menemani Mas Yudis dan temannya penyanyi cewek itu.Sebab, katanya Mas Yudis masih harus menyanyi beberapa lagu lagi. Aku mengarahkan semua kemampuanku agar Mas Yudis betah ngobrol dengan-ku.Sambil ngobrol,diam-diam aku membacakan semua doa,mantra,isim,dan hisib yang diajarkan guru-guru rohaniku untuk menundukkan orang agar orang "lulut" - penurut padaku. Bacaan itu aku maksudkan untuk "menguasai Mas Yudis"!Aku juga memesankan lagi minuman dan snack agar suasana terasa lebih nyaman. Aku bahkan sempat mengkonfirmasi apakah mereka berdua sudah makan malam dengan maksud memamerkan diri bahwa aku "orang yang ramah dan perhatian". Kedua penyanyi sialan itu menjawab :
"Sudah Mas.Terima kasih".
Sebetulnya,aku punya modal dasar yang membuat orang betah bersamaku, yaitu wajahku yang katanya lumayan tampan dan tubuhku yang atletis,ketat dan ber-otot indah - berkat latihan fisik dan latihan beban intens yang aku lakukan tanpa jeda sejak aku umur enam-belas tahun ! Juga berkat penampilanku yang rapi, dandy, dan harum. Berkat orientasi sexualku yang suka sejenis [Ha..Ha..Ha..]. . Kesempatan ngobrol itu juga aku gunakan untuk mencari tahu nomor kamar Mas Yudis di hotel itu dan kapan grup itu akan kembali ke kotanya. Semuanya itu aku catat baik-baik di dalam otakku yang memang terkenal cerdas, sejak aku masih duduk di Sekolah Dasar sampai aku tamat Fakultas Tehnik Mesin ITB [Ha Ha Ha]. Ketika Mas Yudis giliran menyanyi lagi,aku mengantarkannya ke ball room tempat acara itu digelar.Selama itu aku tidak putus-putusnya melantunkan doa, mantra, isim dan hisib yang aku kuasai. Setiap aku mempraktekkan "ilmu" itu aku punya tanda dalam kalbuku bahwa upayaku berhasil. Artinya mantraku telah "masuk" menguasai orang yang jadi sasaranku. Malam itu aku sudah memperoleh sinyal bahwa mantraku sudah "masuk" ke jiwa-raga Mas Yudis. Ketika Mas Yudis nyanyi lagi lima lagu tambahan di ball room,aku sengaja mencari kursi paling depan buat menunjukkan pada Mas Yudis bahwa aku amat menyukai nyanyiannya! [Ha..Ha.. Ha.. Gombal!]
2. Mencabuli Yudistira
Selesai acara itu aku mengantar Mas Yudis ke kamarnya. Untunglah kamar Mas Yudis letaknya berjauhan dengan kedua anggota grup yang lain, sehingga aku bisa jalan berdua-duaan dengan Mas Yudis ke lokasi kamarnya.Sambil kami jalan berdua ke kamarnya, Mas Yudis sempat bercerita, katanya:
"Biasanya aku tidur sekamar dengan papa", maksudnya pemain keyboard itu.
Sesampainya di depan kamar Mas Yudis aku pamit akan berlalu.Tapi anehnya Mas Yudis malah melarang aku pergi, dia minta aku masuk dan duduk sebentar untuk ngobrol lagi.Entah kenapa.Apakah itu hasil dari mantraku?.Kata Mas Yudis:
"Bang Riko jangan pergi dulu! Ngobrol sebentar", aku menurut saja dan di dalam kamar aku menganjurkan Mas Yudis melepas jasnya. Kataku :
"Lepas dulu jasnya Mas. Supaya Mas Yudis santai.'Kan capek tadi nyanyi lima belas lagu",sambil berkata begitu aku membantunya melepas jas dan sepatunya, Mas Yudis menurut saja!Aku juga lalu membantu Mas Yudis melepas kalung dan arlojinya dan aku letakkan baik-baik di meja kecil yang ada disitu.Ternyata Mas Yudis juga mau melepas kemejanya.Sehingga aku pun membantunya,bahkan celana luarnya juga dilepas.
Mas Yudis mengenakan semacam boxer di bawah celana luarnya.Tapi aku bisa melihat bahwa dibawah boxernya ada kancut minim.Sambil membantu-bantu Mas Yudis melepas pakaiannya, aku mencoba mencium bau badannya.Tetapi tidak tercium olehku bau yang tak sedap!Hanya bau harum deodoran dan bau parfum saja yang tercium olehku.Aku bahagia sekali bisa berada dekat-dekat Mas Yudis dan ikut membantunya melepas atau melucuti pakaiannya [ucul-ucul].
Ketika itu Mas Yudis sudah telanjang dada - dia hanya mengenakan boxer [dan kancut mininm di bawah boxernya] - tapi.... ketika itu juga tiba-tiba aku diserang berahi yang membara dan ... ketika Mas Yudis akan undur,aku memeluknya dan menciumi lehernya! Lalu aku melumat bibirnya. Sambil berbuat begitu aku juga merengkuh tubuhnya, mengelus dada dan puting susunya.Tubuh Mas Yudis lumayan bagus - meskipun "lean" [ramping] tapi atletis dengan tonjolan otot-otot yang nyata terbentuk akibat latihan fisik dan latihan beban intens dan agaknya dengan diet yang seimbang. Sebab, tak tampak sedikit pun gumpalan lemak di tubuh remajanya. Tubuh indah Mas Yudis itu membikin nafsu berahiku makin membara, bagaikan api disiram bensin !
Aku memeluk dan mendorong Mas Yudis ke tempat tidur.Aku pun memplorotkan boxer dan kancutnya! Tampak olehku kontol Mas Yudis yang lumayan besar diameternya dan disunat ketat!Tak tampak sedikitpun sisa kulup di "leher" kontol-nya.Jembutnya lebat, hitam,tumbuh rapat-rapat dan luas ! Kelebatan jembutnya setara dengan kelebatan dan rapatnya pertumbuhan bulu keteknya! Agh! Rupa-nya Mas Yudis mempunyai semua kualitas lelaki sejati dan lelaki sexy!Karena itu malam itu aku bertekad bahwa aku harus dan aku akan mencabulinya! Begitulah bisikan iblis dalam telinga dan kalbuku ! Aku bukan tidak ingat pada etika dan kebenaran.Tapi,apa daya?Tubuh pemuda remaja yang berijazah S-2 dan sudah bertelanjang dada itu telah berada dalam pelukanku.Mengapa aku harus menyia-nyiakan rezeki yang sudah ada di depan mata?
Aku masih memeluk dan menciumi bibir Mas Yudis di atas tempat tidur - lalu aku mencipok mulutnya dan menyedot air ludahnya dengan amat bernafsu sehingga seakan-akan aku dapat mendengar suara:"Ceeept!Ceeept!Ceeept", dari mulut kami berdua!Air ludah Mas Yudis terasa nikmat dan lender [seperti lendir].Dalam perasaanku, air ludah pemuda tampan itu tak kalah nikmatnya atau bahkan bisa jadi lebih nikmat dari sup sirip ikan hiu [hisit] atau sup sarang burung walet yang di restoran Cina [chinese restaurant], harganya bisa lebih dari Rp 100.000,- per mangkok itu ! Aku memeluk tubuh telanjang Mas Yudis sambil aku melepaskan satu per satu penutup tubuhku. Untunglah aku hanya mengenakan tiga potong penutup, yaitu T-shirt,celana jeans dan kancut, sehingga tak sukar bagiku untuk menelanjangi diri.Malam itu aku juga mengenakan sandal karena acara malam itu acara santai dan tak resmi! Sehingga aku juga tak perlu susah-susah melepas sepatu !
Setelah aku telanjang-bulat,akupun menggumuli tubuh Mas Yudis dengan sangat bernafsu.Kontolku aku gesek-gesek dan gosok-gosok-kan di bagian depan tubuh Mas Yudis yang sama-sama telanjang bulat! Agh!!! NIkmat! !!! Tubuh kami mulai berkeringat akibat percabulan yang intens itu! Mas Yudis seperti menurut saja saat aku apa-apakan.Mungkinkah akibat mantraku?.Seakan-akan Mas Yudis ada lah seekor kucing rumahan yang sangat jinak dan menurut saja kalau diapa-apa-kan pemiliknya !
Kemudian aku buat Mas Yudis terlentang dan aku merosot ke bawah supaya aku dapat menjilati kontolnya.Kontol Mas Yudis tampak sudah tegang dengan kepala kontol yang merah-ungu berkilat dan membulat. Mula-mula lobang kencing Mas Yudis aku jilat-jilat,sehingga Mas Yudis jadi mengenjang-menggelinjang karena merasa amat nikmat di kontolnya.Kemudian aku lanjutkan dengan menjilati sisa-sisa frenulum yang ada di bawah lobang-kencingnya! Ukuran kontol Mas Yudis terlalu besar,tak muat di mulutku.Karena itu aku hanya bisa mencucup-cucup dan menjilati batang kelelakiannya itu! Agar Mas Yudis merasa tambah nikmat, maka tanganku sekali-sekali mengurut,mengelus dan menggenggam-gengam kontol-nya dari pangkal ke ujungnya! Mas Yudis melenguh,mungkin karena rasa nikmat yang teramat-sangat di kontol dan otaknya:"MMMPH! MMMPH! MMMPH!, sambil sekali-sekali dia meracau dengan logat Medan, katanya :
"Agh! Enak 'kali bang !", artinya [ Agh! Enak sekali Bang].
Ketika aku sedang asyik menjilati dan mengurut kontol Mas Yudis sambil tangan-ku menggerayangi puting susu serta menyodok-nyodok ketiaknya.dengan jemari-ku, tiba-tiba aku punya "ide lain"! Maka aku pun berlutut dan kedua tungkai dan paha Mas Yudis aku angkat dan aku dorong ke arah perutnya, sehingga lobang pantatnya "terpapar dan terhidang" di depanku! Tanpa ampun dan tanpa diberi lubricant [pelicin] dulu, kontolku yang ukuran besar dan sudah teramat tegang [ngaceng] dari tadi,aku sodokkan sekasar-kasarnya ke lobang pantat Mas Yudis: BLES!!.diikuti teriakan kaget dan kesakitan dari mulut Mas Yudis:"AAAGHH!" dan diikuti kata-kata minta dikasihani, setengah menjerit, katanya :
"SAKIT BANG !!!", yang terdengar "nikmat" di telingaku!
Aku makin bernafsu mendengar rintih dan jerit kesakitannya! Maka aku sengaja memompa-mompakan kontolku ke dalam silit Mas Yudis yang sempit itu [dan yang seharusnya hanya diciptakan untuk saluran ta'i itu], sekasar-kasarnya dan sekejam-kejamnya!Untuk memuaskan dorongan sadisku!!! Mas Yudis terdengar merintih-rintih kesakitan : AAAGH! AAAGH! AAAGH! Tapi dia masih menurut saja! Tentu berkat mantra-mantraku tadi !
Ketika terlihat kontol Mas Yudis di hadapanku, aku pun mengocok dan meloco kontolnya.Lalu gerakan entotanku di boolnya uga aku sinkronkan dengan locoan tanganku di kontolnya:...sodok,kocok..sodok,kocok..sodok,kocok .. Makin cepat, makin cepat,makin cepat: sodok-kocok,sodok-kocok,sodok-kocok! Perbuatanku itu terasa makin nikmat ketika terlihat olehku wajah tampannya yang meringis dan menarik rona amat kesakitan!Ditingkah oleh tubuh depannya yang telanjang,otot dadanya,otot perutnya,jembutnya,kontolnya!Semuanya indah dan merangsang!
Akhirnya aku merasa tidak kuasa menahan pejuhklu lebih lama lagi supaya tidak muncrat!Maka aku sinkronkan kocokan tanganku di kontol Mas Yudis dan entot- entotan kontolku di boolnya aku percepat! Tidak lama kemudian:CROOOOOOT! CROOOOOOOOT!CROOOOOOOT! Pejuhku muncrat dan di tanganku terasa denyutan-denyutan kontol Mas Yudis yang diikuti adanya lendir hangat lengket yang dimuncratkan ke dalam genggaman tanganku. Rupanya pejuh Mas Yudis juga sudah keluar!Dalam hatiku aku berdoa agar meskipun Mas Yudis sudah aku perlakukan dengan kejam dan kasar, tetapi semoga dia tetap dapat menikmati percabulan kami malam itu !
3. Pencabulan lanjutan
Selesai mengentoti lobang pantat Mas Yudis, aku menemani Mas Yudis tidur di kamarnya sampai pagi. Kami tidur bertelanjang bulat saja - sambil berpelukan dalam keadaan berhadapan!Agh Nikmatt!!Surga,surga,surga! Meskipun pejuhku baru keluar,tapi kontolku masih bisa ngaceng waktu aku berpelukan telanjang-bulat dengan penyanyi cowok yang tampan dan kandidat doktor itu!
Seperti biasa, ketika waktu subuh tiba,konsentrasi hormon laki-laki [testosteron] meningkat dalam darah laki-laki - termasuk dalam darahku. Maka ketika aku ter-bangun subuh itu, nafsuku tidak bisa diajak kompromi.Sehingga pagi itu tubuh pemuda tampan itu "terpaksa" harus aku cabuli untuk kedua kalinya!Pagi itu Mas Yudis masih saja menurut ketika aku apa-apakan!Bisa jadi dosis mantraku cukup kuat, mampu bertahan sampai pagi! [Ha..Ha..Ha..]
EPILOGUE
Selesai Enriko bercerita, aku tidak tega untuk mengingatkan agar Enriko berhati-hati dengan ceritanya tentang hal yang amat pribadi itu!Aku tak tega menghapus rasa bahagia yang dirasakan Enriko dan niat baiknya untuk share kebahagiaan-nya dengan aku!Karena itu aku dengarkan ceritanya baik-baik.Tanpa komentar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...