Social Icons

Rabu, 31 Oktober 2012

Arabian Night

Sore itu aku baru saja mendarat di Ngurah Rai International Airport, segera check-in di Grand Bali Beach Hotel yang jauh dari hiruk pikuk, terlebih karena setumpuk pekerjaan yang harus kulakukan berada di daerah Renon, dekat dengan Sanur. Belum sempat beristirahat telponku berdering, rekan bisnisku mengajak makan malam di Jimbaran, segera kami meluncur ke sana. Waktu baru saja menunjukkan pukul 7 lebih sedikit. Pantai Jimbaran dengan puluhan cafĂ© mulai diterangi cahaya ribuan lilin dari meja-meja yang bertebaran sepanjang pantai. Pemandangan begitu indah, langit makin gelap dan bintang-bintang bertaburan, suasana sungguh romantis. Kami duduk berlima, 2 orang dari Jakarta, seorang asli Bali dan seorang Arab tua, pengusaha perbankan dari Jeddah. Makan malam itu sempurna, aneka makanan laut lumayan baik, minuman segar dan terlebih suasananya sangat menyenangkan. Tak jauh dari meja kami duduk berombongan 12 pemuda berwajah Timur Tengah, mereka rupanya sungguh-sungguh dalam suasana berlibur, bersenda gurau dengan beberapa botol bir dan beberapa gelas arak madu. Selesai makan malam, kami melangkah pulang, tetapi teman Arab kami bergegas menghampiri rombongan Timur Tengah tadi. Ia melambaikan tangan kepadaku, karena ia satu hotel mau tak mau aku mengikuti kemauannya, sedangkan teman lain segera pulang dengan kendaraan yang terpisah. Rupanya rombongan tadi berasal dari Jeddah, si Arab tua memperkenalkan aku kepada yang lain, acara minum dilanjutkan. Mereka terbahak-bahak dan bercakap-cakap dalam bahasa Arab yang sama sekali tidak aku mengerti, kelihatan beberapa dari mereka sudah mabuk, mungkin mereka tidak biasa mengkonsumsi alcohol dalam jumlah tinggi seperti aku. Akhirnya malam semakin larut sebagian dari mereka matanya berat dan minta pulang. Aku yang selama ini diam saja, memapah seorang Arab muda belia yang sempoyongan, kulitnya bersih, dagunya berjenggot potongan rapi. Jantungku berdetak keras, dalam hati aku berdoa supaya salah satu dari mereka ada yang nyangkut ke kamarku. Nasibku sungguh baik, Hotel mereka ternyata sama dengan tempat aku menginap, semakin keras doaku berharap maksud cabulku dikabulkan. Ternyata memang keberuntungan berada dipihakku si Arab tua harus memapah 2 orang menuju kamar mereka yang selantai dengannya. 3 Arab muda lain sempoyongan digeret 5 temannya, aku sendiri sekuat tenaga menyeret Arab muda yang sleyengan dengan mulut komat-kamit, seorang temannya berjalan setengah tidur setengah mepet ke dinding takut jatuh. Kamarku terletak tidak jauh dari lift, jadi langsung saja kubuka pintu dan mendorong Arab mabuk tadi ke dalam kamar, sebelum aku menutup pintu, Arab muda yang tadi merapat ke dinding keburu masuk. Ya sudahlah 2 ekor Arab bejinjing sudah masuk perangkap. Aku segera mematikan lampu besar dan membiarkan lampu duduk menyala temaram. Aku melepas pakaian dan terbiasa membasuh badan sebelum tidur. Beruntung kamarku berisi twin bed, seekor Arab muda menggelepar di atas tempat tidur, seekor lagi ndlosor di atas lantai. Aku mengambil handuk kecil, membasahinya dengan air hangat, lantas membasuh muka si Arab di tempat tidur. Bajunya kubuka, tangan, dada dan punggungnya aku lap pelan-pelan, Arab mabuk itu diam saja, bau harum minyak wangi mahal merebak dari tubuhnya yang langsat dengan bulu-bulu menggiurkan dari dada sampai perut, punggungnyapun berbulu. Aku menaikkan celananya supaya aku dapat membersihkan kakinya, Arab itu menurut saja. Keberanianku timbul, dengan hati-hati kulepas ikat pinggangnya, menarik retsleting dan melepas celananya. Arab muda itu pasrah saja, aku terpaku mencari-cari alat vitalnya yang terbungkus celana dalam longgar sampai ke paha. Karena dia diam saja aku lebih berani, kutarik celana dalam itu dan mengintip kemaluannya, sayang ia mengepit, menekuk batang kontolnya diantara paha. Aku takut kalau kupaksa menarik batang kenikmatan itu ia bangun dan ia meninjuku. Sedang aku berpikir cara yang paling baik untuk menyaksikan alat vitalnya tiba-tiba si Arab di lantai mengucapkan sesuatu dengan keras. Aku menjadi ketakutan, kemudian aku menghampirinya, rupanya ia sudah mabuk berat. Aku segera kembali ke kamar mandi, meremas handuk dengan air panas, kembali dan melepaskan sandal dari kaki si Arab di lantai, mengelap mukanya melepas bajunya, melepas celananya dengan sikap sehalus mungkin. Si Arab tiba-tiba menangkap tanganku dan menarikku ke lantai, jantungku kembali berdetak kencang. Aku membiarkan tanganku dipegangnya, kemudian pelan-pelan aku menarik dia dan mendorongnya ke atas tempat tidur kosong di samping Arab yang sudah terlelap. Setelah kupandang lama, ternyata Arab yang terakhir ini lebih ganteng dan gagah. Tanpa baju dan celana panjang nampak tubuhnya yang atletis, bulunya hanya ada diketiak dan sejumput diantara pusar hingga batas celana dalam….sexy sekali. Aku dengan tegang mengelap perut dan pahanya, lantas dengan hati-hati berusaha menurunkan celana dalam putihnya bermerk Calvin Klein. Belum sempat aku menurunkan celana CK itu tiba-tiba ia sudah lebih dahulu melepas celdal itu dengan cepat dan melemparnya ke lantai. Kini tubuh Arab itu menggeletak mengangkang telanjang mengundang birahiku yang melambung. Pandanganku focus ke alat vitalnya, menikung ke kiri seperti pisang Ambon…….duuuuuh belum hidup segede gitu, gimana kalo ngaceng ? pikirku dengan gemas. Aku berdoa berterima kasih sambil memohon restu agar semua berjalan lancar. Kunyalakan AC sampai pol, menyelimuti Arab pertama lantas aku membaringkan diri di sebelah Arab kedua yang sudah telanjang bulat, kutarik selimut menutupi tubuh kami berdua, memeluknya dan menciumi keteknya yang harum bukan buatan. Kuharap Arab itu tidak bangun dan tidak sadar, kemaluanku sudah ngaceng bukan kepalang, kuciumi dadanya, perutnya di balik selimut, Arab itu hanya bergerak sedikit, lantas ia nampak seperti orang mati. Aku makin berani kuraba kemaluannya dan memegang kepalanya, sekejab saja kontol itu hidup…. mengeras dan makin keras akhirnya kontol Arab itu berdiri tegak sempurna. Sungguh mati aku kegirangan, aku semakin berani…kucium kemaluan itu berkali-kali kukecup dan kukecup, akhirnya aku tak dapat menguasai diri. Kujilat kepala kontol itu dalam kegelapan selimut, kujilat batangnya berulang-ulang. Tak henti-hentinya aku dalam hati mengucap terima kasih sambil berharap si empunya kontol itu tidak bangun. Dengan penasaran kusibakkan selimut untuk melihat sebesar apa kontol Arab itu ! dengan terbelalak baru kusadari panjangnya dari ujung telunjukku hingga pergelangan tangan lebih 2 ruas jari. Bentuk kepalanya agak runcing, mungkin ia sering onani, tanpa malu-malu kepala kontol itu aku masukkan mulut, lidahku segera menari-nari kekanan kekiri. Ada 5 menit aku mengulum kemaluan itu sampai aku ngos-ngosan. Rasa penasaran dan serakah membuatku ingin tahu besar mana kontol yang sedang kunikmati atau kontol Arab yang satu lagi, lantas aku mindik-mindik pindah ke ranjang sebelah, selimut aku sibakkan dan tanganku merogoh selangkangan Arab ini. Ia hanya melek sebentar lantas memejamkan mata dengan acuh. Aku makin beringas, kuturunkan celananya…..ya ampuuuuuun……..dweeennng ! seperti katapel kontol itu melompat………sudah ngaceng ! aku menjadi bingung yang ini gede yang itu panjang, dua-duanya membuatku terpesona dan semakin liar. Sudahlah daripada hilir mudik, kontol Arab ini saja kugarap terlebih dahulu. Maka dalam keremangan cahaya lampu aku segera mengerahkan kemampuanku menjilat mengulum kontol dengan rakus…mumpung yang punya nggak sadar ! kepala kontol itu kugesek dengan lidah dibagiannya yang paling sensitive, kujilat kepala, batang dan kulahap kepalanya yang seperti biji nangka. Kumasukkan kepala dan batang kontol gemuk bulat lucu itu semau gue, meski agak susah namun mati-matian aku mengulum kemaluan itu sehalus dan senikmat-nikmatnya. Sepuluh menit lebih sedikit aku berjuang, mendadak si Arab meregang aku mendorong kontol itu sedalam-dalamnya ke rongga mulutku dan crooooooooottt……… croooooooottttttttttt………. crrrorooooottt………. ia memuntahkan sperma berkali-kali…..air maninya banyak luar biasa banyak…. Aku harus meneguknya 4 kali baru terasa tiada sisa dalam mulutku. Kupandang Arab ini, ia terengah-engah dan sekejab terlelap kembali. Aku pindah ke ranjang semula, menyelimuti diriku sambil mendekap si Arab ganteng. Tak kusangka ia memiringkan badan, meraih tubuhku, dengan mata terpejam ia mencari-cari pipiku, mengecupnya, lantas bibirnya merekah mencari-cari bibirku. Jantungku yang baru saja berdetak normal rasanya kembali kencang, tanpa malu-malu aku memeluk lehernya dan menjejalkan mulutku di bibirnya yang menawan. Kami saling berkulum berciuman, saling menjilat dan menggigit kecil, tangannya mulai grayangan mencari-cari pantatku. Tanganku yang terlatih langsung merayap dan meremas alat vitalnya yang sudah berdiri dan keras seperti batang pohon, terasa urat-uratnya yang menonjol. Aku menciumi dada dan perutnya, bibirku merayap dan sampai di kepala kontolnya. Kujilat lagi seperti tadi dan kumasukkan mulut, sayang hanya setengah yang bisa masuk ke mulutku, saat kumainkan dengan lidah, si Arab mengangkat kedua pantatnya sehingga tenggorokanku tersedak, buru-buru kucabut kontolnya. Kukocok-kocok sehingga Arab itu mendesis-desis sambil menjenggut kepalaku, ia mencium kepalaku, menariknya dan mencium keningku, sekali lagi ia mengulum bibirku, tangannya yang atletis mengilik pentilku. Aku mengikik kegelian, ia menunduk mengulum dan memainkan pentilku dengan lidah. Ternyata ia sudah berpengalaman, caranya memegang tubuhku dan mengelus punggung membuat aku melayang…….rasanya indah……mesraaaaaa !! Ia menarik tubuhku ke tengah ranjang menciumi perutku, jembutku, pahaku, bahkan ia menaikkan pahaku tinggi-tinggi. Pahaku digigitnya berulang-ulang kanan kiri kanan kiri dijilat digigit membuat aku kegelian dan merengek-rengek menahan nafas. Arab ganteng itu menjilati biji zakarku membasahi bijiku dengan ludahnya, selangkanganku, bahkan ia menjilat anusku dengan penuh nafsu. Kemudian ia memintaku telungkup, ia menggigit-gigit punggungku, pantatku, Ia melebarkan kedua pantatku sehingga dengan leluasa ia menjilati lubang anusku sekali lagi, dua kali bahkan berkali-kali. Aku memekik kegelian dan merasa nikmat tak terkira, ludah yang mengalir turun perlahan melintasi biji pelerku…..rasanya aku tak kuat menahan geli. Belum habis rasa geliku tiba-tiba Arab ganteng ini sudah tiarap di atas tubuhku, dengan kekuatan tubuhnya ia mendesakkan kemaluannya ke lubang anusku yang sedang kegelian. Aku terlonjak kaget, namun tubuh Arab ini lebih kuat dariku, sekejab saja kepala kemaluannya sudah menancap di lubang anusku yang basah oleh liurnya. Ia memeluk tubuhku demikian kuat sambil menghujamkan kontolnya sedalam mungkin. “Aaaaaaaaaaahh……..”aku menjerit menahan nyeri, Arab itu mendekap mulutku dengan tangannya yang kekar, sambil terus menghujam menarik menghujam kontolnya yang terlalu panjang. Percuma aku berteriak karena dekapan tangannya menyumpal erat mulutku, berontakpun aku tak sanggup, akhirnya aku hanya dapat melelehkan airmata menahan rasa sakit yang tak terkira. Arab jahanam itu seperti kuda kesurupan, ia menusukkan kemaluan dan menariknya dengan gerakan sangat cepat seperti mesin jahit ! sesekali ia menggigit tengkukku, sebelah tangannya menggenggam leherku. Setiap kali ia menarik kontolnya aku menahan nafas, setiap ia menghujam kontolnya masuk aku terbelalak ! demikian berkali-kali Arab jahat itu mengobrak ngabrik anusku ! sekali dua kali dia memutar-mutar kontolnya naik turun atau ke kanan dan ke kiri, anusku diacak-acak sedemikian rupa sehingga isi perutku rasanya mau keluar. Tiba-tiba ia mengurangi kecepatan entotannya, perlahan semakin perlahan, gerakannya dibuat lamban sehingga aku merasa agak lega. Baru saja aku mau menarik nafas mendadak Arab sinting itu menghajar lagi anusku dengan cepat-sangat cepat…..clep clep…clep..clep…clep…clep…clep.....paha Arab yang berkeringat saling beradu dengan pantatku, suaranya nyaring di tengah keheningan malam. Aku hanya bisa merintih meringis digasak Arab gila yang kesetanan dan haus sex. Hampir setengah jam aku harus menikmati doaku yang terkabul…..”ooooooooh….” aku melolong ketika dengan sangat kasar ia membebaskan mulutku, kedua tangannya di letakkan di atas bahuku, dengan posisi seperti orang push-up ia mendera tubuhku dengan genjotan yang luar biasa cepat dan keras. Aku rasa seluruh batangnya sudah masuk ke dalam anusku…ditarik digesek dibenamkan dalam-dalam dengan kecepatan tak terkira, Arab itu mulai menggigil, merintih dan akhirnya ia memelukku dengan kuat, menggigit tengkukku sesuka-sukanya sambil menyemprotkan air mani……..breeeeeetttt………..preeeeeeettttttt……sreeeetttt……creeeeeettttt… creeeeettttt…….anusku rasanya seperti diserbu air kencing yang kental dan hangat. Lantas ia terkapar di atas punggungku tanpa melepaskan kemaluannya, aku sengaja mendenyut-denyutkan anusku agar kontol jahanam itu copot, Arab itu malah memelukku kuat-kuat, ia memainkan lidahnya di telingaku, aku menjadi merinding. Sebentar kemudian kontol itu ditarik dari anusku yang morat marit, ia berbaring sambil memegang tanganku, kemudian ia berdiri menarikku mengajak ke kamar mandi. Ia menyalakan shower, memandikan aku, menyabuni aku, menyeboki anusku yang perih bukan kepalang, membilasnya dan mencium keningku, pipiku dan bibirku. Lantas ia minta dimandikan, aku menggosok punggungnya, perutnya selangkangannya, batang dan kepala kontolnya aku sabuni dengan hati-hati, aku membiarkannya membilas diri. Kusiapkan handuk, ia mengambil handuk itu dan mengelap tubuhku lebih dahulu, setelah itu barulah ia mengeringkan badannya dengan handuk. Sebelum naik ke ranjang, ia menarik sprei yang basah dengan sperma berleleran, menarikku tidur di samping tubuhnya. Pelukannya membuat aku merasa seperti kanak-kanak yang dilindungi penuh kasih sayang. Meski sudah sering tidur dengan pemuda Arab, namun baru sekali ini aku menemukan seorang Arab yang romantis abis. Rasanya menjadi impas, kekejian dan kekejamannya saat menyetubuhi diriku dengan cara ia memperlakukanku penuh kelembutan. Aku berbaring aku baru ingat, aku sama sekali tidak tahu namanya, sambil membayangkan bagaimana kelanjutannya besok ? Apa yang akan terjadi bila Arab muda di samping ranjangku bangun ? Selagi melamun, si Arab yang baru saja mengentotiku tiba-tiba mencium bibirku sekali lagi, lantas ia menyentuh mataku menyuruhku tidur dalam pelukannya. Aku memejamkan mata dan segera terlelap dalam buaian indah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...