Social Icons

Rabu, 31 Oktober 2012

Kelanggenan HTS


Hampir tengah malam ketika Bram sudah hampir memejamkan matanya, tapi dia agak tersentak ketika ponselnya berdering. Sebenarnya ia enggan menjawab di tengah malam seperti itu. “Pasti ini urusan kerjaan lagi,” pikir Bram. Sebagai produser di sebuah televisi swasta, ia memang kerap ditelepon setiap saat untuk urusan kerjaan. Ponselpun wajib selalu aktif, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.
Bram mengecek layar ponselnya dan segera menjawab dengan antusias. “Hey Timmy, apa kabar… Lama tidak ada dengar dari kamu. Pasti mau ngajak yaaa?”
Percakapan di ponsel itu tidak panjang. Yang jelas Bram segera beranjak dari tempat tidurnya, mengganti singletnya dengan t-shirt, mengambil kunci mobil dan segera menujju garasi. Perlahan Bram membuka pagar, mengeluarkan mobil, dan mengunci kembali pagar rumahnya. Perlahan dia mengemudi menuju kos Timmy.
Timmy memang baru saja menelepon Bram, mengajak untuk having sex di tengah malam itu. Kedua pria dewasa itu memang sudah berteman lama, tepatnya mereka adalah sex buddies. Tiap saat Timmy sedang berlibido tinggi dan membutuhkan penyaluran, dia hampir selalu menelepon Bram.. Dapat dikatakan Bram tidak pernah menolak ajakan sex tengah malam itu. Dua pria ini memang sudah cocok dalam hubungan sex.
Hubungan mereka sudah hampir sepuluh tahun, memang ada masa di mana putus kontak karena salah satu dari mereka sempat bekerja di luar kota atau luar negeri beberapa saat. Pernah juga mereka saling kelihangan nomor kontak. Tapi nasib selalu mempertemukan mereka kembali. Entah sedang berjalan-jalan di mall atau makan di warung yang sama, mereka secara tidak sengaja bertemu kembali.
Yang unik, Bram dan Timmy merasa tidak perlu berpacaran atau komitmen berpasangan monogamy. Mereka hanya merasa puas dan cocok dalam hal sex. Tapi di balik itu, mereka juga cocok dalam bertukar pikiran dan mengobrol, bahkan pernah saling membantu dalam pekerjaan.
Dalam hubungan mereka yang hampir satu dasa warsa, mereka juga tidak pernah sekalipun bertengkar. Di bawah sadar, Bram dan Timmy mungkin merasa justru karena HTS alias hubungan tanpa status itulah maka mereka tetap merasa nyaman satu sama lainnya, karena tidak ada beban untuk cemburu.
Malam itu Bram tiba di depan kamar Timmy dan segera masuk karena menang tidak dikunci. Di dalam gelap kamar, Bram samara-samar melihat Timmy sudah terlentang telanjang di ranjangnya. Bram ke kamar mandi sebentar untuk cuci tangan dan segera keluar sambil melepas t-shirt.dan celana pendeknya. Dia langsung bugil dan menerkan Timmy.
Bram dan Timmy langsung berciuman dan bercumbu dengan panasnya. Meski kedua pria ini sudah berusia 40an, tapi hasrat, nasfu dan tenaga mereka masih seperti umur 20-an. Ditambah karena mereka berdua sudah saling paham kenikmatan dan kebiasaan serta kesukaan masing-masing, hubungan intim mereka selalu berakhir dengan kepuasan bersama.
Dengan penampilan macho dan tubuh ideal, Timmy adalah seorang bottom asli, dia tidak suka menjadi top. Dan sebaliknya, Bram yang juga begitu maskulin dan jantan, tidak tertarik dan tidak berminat mencoba menjadi bottom. Klop lah mereka berhubungan sex.
Bram dan Timmy yang sudah semakin panas bergulat di ranjang.
Timmy membalik tubuh Bram terlentang dan segera menggenggam penis Bram, diisapnya dengan penuh dedikasi sambil jemarinya yang lain memainkan pentil Bram.
Bram dengan mengerang keenakan meremas remas rambut dan kadang juga memainkan pentil Timmy.
Timmy terus mencumbui Bram, dan mulai berganti arah mulai dari telinga, menuju pipi kemudian bibir. Dia lalu ke bawah lagi ke arah ketiaknya dan membuatnya makin terangsang, yaitu aroma laki-laki jantan dengan baunya yang sangat khas sekali. Cumbuanna diteruskan ke arah putting Bram yang berwarna kemerahan dan ditumbuhi beberapa helai bulu, kemudian diteruskan lagi ke arah perut dan menjilati pusarnya hingga Bram mengerang dan bergelinjang-gelinjang kegelian sambil mendesah penuh dengan kenikmatan. Kemudian Timmy kembali baik dan mencium Bram dengan pebuh hasrat sebelum kemudian turun kebawah lagi ke arah penis dan biji Bram.
Penis Bram tidak terlalu besar, tapi selalu kuat dan keras saat ngaceng. Itulah sebabnya Timmy selalu puas dientot Bram karena penis dengan ukuran sedang itu tidak mebuat sakit lubang anusnya. Apalagi Bram sangat pandai bergoyang dan membuatnya merintih keenakan.
Kedua pria ini memang bergantian merintih dan mendesis-desis. Timmy tidak terlalu suka penisnya dioral. Oleh sebab itu begitu puas mengoral Bram, biasanya Timmy langsung mengambil peran aktif untuk memasukkan penis Bram ke lubang pantatnya.
“Bram, kamu diam saja ya, biar aku yang membuatmu enak malam ini,” kata Timmy sambil mengoleskan pelumas ke penis Bram.
Tak lama Timmy segera mengarahkan penis Bram ke lubangnya dan mulai bergoyang.
“Ah ah enak Tim… kamu memang hebat goyangnya. Tapi jangan cepat-cepat, nanti saya keburu muncrat.”
“Tahan dulu kalau kamu berasa mau keluar ya, nanti aku diam dulu… jadi kan kita bisa lebih lama main. Titik kamu itu pas banget, enak!” jawab Timmy sambil mengurangi kecepatannya bergoyang.
Penis Bram sudah masuk semua ke dalam lubang pantat Timmy. Dia merasa betul betul nikmat. Meski sudah sering ngentot, Bram merasa lubang Timmy selalu ketat dan hangat. Dia selalu menikmati permainan sex dengan Timmy, baik di posisi di telentang atau berlutut. . “Tim, gantian ya, biar aku yang sodok kamu, ayo kamu baring,” kata Bram.
Bram lalu mengangkat kedua belah kaki Timmy ke pundaknya dan mulai menunduk dan memasukkan penisnya yang tetap tegang mengacung itu ke dalam lubang pantat Timmy dan lalu mengenjot penisnya keluar masuk.
“Aaahh, aauahhhhhhh. Ayo terus, terus ahhhhhh. Enak banget ahhhh” “Aaahh” “Uuuhh ahhhhhh” “Aahhhh Bram, gila kamu selalu hebat goyangya… Aaauuhh”
Dan gerakan maju mundurnya makin lama makin cepat sampai akhirnya Bram tersungkur di dada Timmy. Mereka berdua bersamaan ejakulasi. Bram muncrat di dalam lubang Timmy yang juga memuncratkan spermanya ke dadanya sendiri.
Mereka lalu berpelukan.
“Enak banget. Ini yang aku suka sex sama kamu Bram. Aku selalu horny mendengar kamu merintih rintih dan goyangan kamu pas. Ah enak banget,” kata Timmy.
Bram menjawab bahwa dia juga puas dengan Timmy.
“Tau gak, kamu itu selalu penuh dengan pelayanan… saya juga puas dengan permainan kamu. Belum pernah saya ketemu dengan orang lain yang begitu perhatian membuat pasangan sexnya benar benar puas.”
Mereka berdua lalu bangkit dan membersihkan diri ke kamar mandi. Untuk sesaat dua pria jantan itu kembali ke ranjang dan berpelukan serta saling mengobrol dan bercerita tentang pekerjaan mereka masing masing.
Beberapa saat kemudian Bram pamit dan pulang ke rumahnya.
Kejadian itu berulang seminggu dua kali, tapi kadang bisa dua bulan sekali karena baik Timmy maupun Bram sama-sama sibuk. Tapi tiap kali mereka having sex, keduanya selalu dapat saling memuaskan dengan kenikmatan tiada tara.
Jakarta Nov 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...